Ketinggian air di Sungai Bengawan Solo saat ini sudah memasuki siaga III, dari pantauan di lapangan sejak pukul 08.00 WIB ketinggian debit air sudah mencapai 15.00 Peilschaal. Sedangkan, untuk ketinggian di wilayah Karangnongko menunjukkan angka 29.11 Peilschaal.
Akibat ketinggian Sungai Bengawan Solo ini sebanyak 22 desa di lima kecamatan sudah mulai tergenang banjir yakni Balen, Bojonegoro, Trucuk, Padangan dan Gayam.
Sementara untuk Kecamatan Balen ada tujuh desa yang terendam, meliputi Desa Sarirejo, Kedungdowo, Sekaran, Kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo dan Pilanggede. Kemudian untuk Kecamatan Bojonegoro ada tiga desa yang mulai tergenang yakni Kelurahan Jetak, Desa Trucuk Kecamatan Trucuk, untuk Kecamatan Padangan ada sembilan desa meliputi Tebon, Prangi, Dengok, Kuncen, Nguken, Sidorejo, Banjarejo, Purworejo, Kabonagung. Sedangkan untuk Kecamatan Gayam meliputi Desa Beged, Ngraho, Cengungklung dan Manukan.
"Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan pendataan," kata Kepala BPBD, Amir Sahid.
Warga diminta terus waspada sebab ada 14 kecamatan yang rawan terendam. Berdasarkan pantauan di lapangan, tren air di Sungai Bengawan Solo terus mengalami kenaikan. "BPBD sudah menyiapkan tim SAR," imbuhnya.
Guna evakuasi warga terdampak, pihak BPBD menyiapkan dua titik tempat pengungsian di Gedung Serbaguna dan tempat evakuasi di Trucuk. Saat ini, kemungkinan ketinggian air di rumah warga mencapai 50-150 Centimeter. Potensi meningkatnya air di Sungai Bengawan Solo juga perlu diwaspadai. Terlebih, adanya ancaman banjir kiriman sehingga akan berpotensi menambah genangan.
Selain tempat evakuasi, juga sudah dosediakan bahan makanan juga sudah. BPBD sudah melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi terkait kebutuhan yang diperlukan. [ana/lis]
Posting Komentar