KOMPOS.info - Surabaya -
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar Muktamar di Hotel
Empire Palace Surabaya selama 2 hari pada 31 Agustus hingga 1 September
2014.
Informasi yang diperoleh KOMPOS.info,
agenda muktamar salah satunya adalah pemilihan ketua umum dan
sekretaris jenderal untuk lima tahun ke depan. Saat ini, PKB dipimpin
Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai ketua umum dan Imam Nahrawi sebagai
Sekjen.
Cak Imin hampir dipastikan menjadi calon tunggal
untuk posisi ketua umum dan belum ada pesaingnya hingga saat ini. Ini
karena Cak Imin dianggap berhasil menahkodai PKB dan meraup suara
signifikan saat pileg serta mendukung duet Jokowi-JK saat pilpres. DPC
PKB se-Jatim juga telah menyatakan dukungannya untuk Cak Imin jadi
ketum kembali.
Ambisi Cak Imin yang ingin maju lagi menjadi
Ketua Umum PKB pada Muktamar nanti, dinilai bisa merugikan PKB lima
tahun ke depan. Cak Imin akan semakin otoriter, karena kekuasannya
semakin kuat.
"Selama ini tokoh sentral PKB adalah Muhaimin.
Ibaratnya pemilik modal atau saham di PKB adalah Muhaimin, kalau ini
terus dibiarkan bisa membahayakan partai lima tahun ke depan," kata
pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Hariyadi, Senin
(25/8/2014).
Cak Imin jika masih memimpin, tegas dia, bisa
muncul sikap otoriter. Muhamin bisa melakukan apa saja terhadap
orang-orang yang tidak dikehendaki. Orang-orang yang tidak dikehendaki
akan disingkirkan. Muhaimin akan mencari orang yang mau mengabdi pada
Muhaimin, tapi tidak lagi pada kiai.
DPP PKB, menurut
Hariyadi, selama dipegang Muhaimin Iskandar memang banyak kemajuan,
namun itu tidak bisa terlepas dari posisinya sebagai menteri di
kabinetnya SBY. Sebagai menteri, sedikit banyak material partai juga
banyak dibantu. Padahal, di era nanti pemerintahan berubah, apalagi
setelah Presiden terpilih Jokowi menyatakan bahwa menteri harus
melepaskan jabatan sebagai orang parpol.
"Kalau dia jadi
menteri, tentu diuntungkan PKB. Tapi, bila tidak maka PKB bisa
dirugikan bila masih saja menjadikan Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar,"
tukasnya.
Oleh karena itu, kata Hariyadi, peryataan para kiai
yang tidak mendukung Muhaimin Iskandar maju lagi, merupakan peringatan
keras bagi Muhaimin. Peryataan para kiai itu tidak bisa dianggap remeh.
Meskipun para kiai sendiri selama ini peranannya sangat tidak
signifikan di tingkat struktural.
"Tapi PKB masih butuh kiai, bila kiai tidak diberi peran apalagi disepelekan bisa membahayakan posisi PKB sendiri," tuturnya.
Dia menambahkan, para kiai sangat ingin menjadikan PKB menjadi partai
ideologis kembali, bukan partai yang dibangun atas kekuasan seseorang.
Diberitakan sebelumnya, pengamat politik asal Universitas Negeri
Surabaya (Unesa) Agus Krisnanto juga menilai, langkah Cak Imin menjadi
ketum PKB kembali tidak akan berjalan mulus, jika Cak Imin ingin menjadi
menteri di kabinet Jokowi-JK.
"Begitu juga sebaliknya, Cak
Imin tidak bisa masuk ke dalam kabinet Jokowi-Jusuf Kalla, jika
terpilih menjadi Ketua Umum PKB. Jokowi sejak awal sudah konsisten
mengambil menteri dari yang tidak menjabat di struktur parpol,"
katanya. (tok)
#kompos.info Kompos.inf kompos kompos kompos kompos kompos kompos surabaya
Posting Komentar