JAKARTA, KOMPOS.info
– Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa
mengatakan, internal partainya menuntut digelar musyawarah kerja
nasional (mukernas) untuk menentukan arah koalisi PPP setelah
berakhirnya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober
mendatang.
Menurut dia, keputusan Ketua Umum PPP Suryadharma Ali bahwa PPP akan
berada di luar pemerintahan adalah keputusan sepihak yang akan diminta
pertanggungjawabannya dalam forum mukernas.
“Di dalam partai kami, ada aspirasi yang berkembang dari kader (untuk
mendukung pemerintahan), sehingga aspirasi itu kan diakomodasi melalui
mekanisme partai yang disesuaikan dalam AD/ART. Bisa melalui mukernas,”
kata Suharso saat dihubungi, Minggu (24/8/2014).
Dia mengatakan, saat ini setidaknya sudah ada 24 dewan pimpinan
wilayah PPP tingkat provinsi yang mendorong digelarnya Mukneras. Saat
ditanyakan kapan mukernas akan digelar, Suharso menyatakan bahwa
keinginan internal partai ingin secepatnya dilakukan.
“Selain itu, sesuai dengan arahan Mbah Maemoen, Ketua Majelis Syariah
PPP, bahwa PPP diminta untuk tidak oposisi, dalam rangka amar ma’ruf
nahi munkar,” ucap mantan Menteri Perumahan Rakyat itu.
Menurut dia, forum Mukernas nantinya selain akan menentukan nasib
koalisi PPP, juga akan meminta pertanggungjawaban Suryadharma sebagai
ketua Umum. Hal pertama yang akan dipertanyakan adalah status
Suryadharma sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana haji oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi.
Dia menyebut, ada dorongan agar Suryadharma lebih baik mengundurkan diri dari Ketua Umum PPP.
“Kedua, ada keputusan-keputusan di rapimnas yang menyalahi forum di
atasnya. Keputusan forum mukernas, yaitu ada nama-nama yang diusulkan
untuk didukung PPP, tapi ternyata PPP justru mendukung Prabowo-Hatta
yang tidak pernah masuk rekomendasi partai, apalagi kalau kemudian
pilihan itu justru gagal,” tutur Suharso.
Posting Komentar