JAKUT – Polisi berhasil menggerebek kontrakan yang
disulap menjadi pabrik minuman keras (miras) oplosan di Jalan Jati Raya,
Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu siang (28/9). Dalam kontrakan yang
dikamuflase sebagai warung jajanan ringan itu, petugas menyita ribuan
botol berlabel luar negeri. Selain itu, polisi menangkap dua pekerja,
yakni Cas, 31, dan Jak, 24.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Kasatnarkoba Polrestro Jakarta Utara AKBP Apollo Sinambela
menyatakan, terbongkarnya pabrik miras rumahan tersebut berdasar laporan
warga sekitar kontrakan itu. Penduduk curiga dengan gelagat penghuni
kontrakan yang cenderung menutup diri dan melakukan aktivitas bongkar
muat barang saat malam.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Ternyata, setelah diselidiki warga, rumah kontrakan yang disewa pria
berinisial SU itu dijadikan tempat untuk mengemasi miras. Berdasar
informasi tersebut, Minggu siang kemarintim reskrim dan satnarkoba
menyelidiki aktivitas penghuni kontrakan itu. Rupanya, bangunan seluas 4
x 3 meter persegi di RT 05, RW 09, Sungai Bambu, tersebut dijadikan
tempat untuk mengoplos minuman haram.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Tim lalu mendobrak pintu kontrakan dan memergoki Cas dan Jak yang
sedang sibuk meracik miras di kamar. Di rumah itu, polisi menyita ribuan
botol miras yang siap edar dan 500 botol kosong yang hendak diisi,
alkohol murni 10 liter, bahan-bahan pewarna, ember tempat pengolahan,
plastik segel, lem, serta alat penyuling.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
”Kami masih mengejar pemilik pabrik miras itu. Mungkin, SU lari ke
Jawa,” katanya di TKP penggerebekan kemarin. Apollo menyatakan, semua
miras tersebut bermerek luar negeriseperti Whisky, Hennessy, Chivas
Regal, Martel, Galliano, dan Jack Daniel. Dua pelaku bisa memproduksi
40–50 botol miras oplosan dalam sehari. Harga per botol dibanderol Rp
80–120 ribu. Sementara itu, omzet bisnis haram tersebut dalam sebulan
bisa mencapai ratusan juta rupiah. ”Peran dua tersangka itu meracik.
Yang kendalikan Bos SU,” tambahnya.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Berdasar pengakuan Cas kepada penyidik, proses peracikan cukup mudah.
Mulanya, mereka membeli botol yang kosong dari pengepul di Mangga
Besar, Jakarta Barat. Harganya bervariasi antara Rp 10–18 ribu per
botol. Cas mengungkapkan, untuk membuat 40 botol miras oplosan, dia
mencampurkan 10 liter alkohol murni dengan dua botol Coca-Cola ukuran
1,5 liter. Lalu, campuran tersebut dioplos lagi dengan dua botol Frestea
ukuran 1.000 liter, dua botol Kratingdaeng, dan ditambah air putih
17–18 liter. ”Terus diaduk dan dikemas dalam botol. Terakhirmemasang
segel aluminium foil yang telah disemprot cat merah,” tutur pria asli Brebes, Jawa Tengah, itu.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Untuk miras yang berwarna bening, dia hanya mencampurkan alkohol,
Sprite, dan air putih. Lalu, ditambah bahan perasa dari Pop Ice atau
Marimas. Setelah itu, botol miras oplosan yang sudah dikemas seperti
aslinyatersebut dimasukkan ke kardus rokok. Dalam seminggu, dia bisa
mengirim 100–200 botol. Salah satu langganan adalah daerah Tasikmalaya,
Jawa Barat. ”Yang mengatur itu bos. Dia datangnya tidak tentu, terkadang
dua minggu sekali, kadang sebulan,” terang Cas.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Untuk menutupi kegiatan ilegal itu, dua tersangka tersebut
berpura-pura berjualan cokelat jajanan anak SD di sekitar kontrakan.
Namun, lama-lama warga sekitar curiga. Selain tidak bergaul, mereka
sering membawa kardus keluar masuk kontrakan. ”Saya hanya dapat upah Rp
1,5 juta. Uang tersebut dibagi untuk dikirim kepada keluarga di kampung.
Mereka tidak tahu saya begini,” ungkapnya.
kompos info kompos.info saifuaziz saifulaziz.info republik-ti.web.id republik ti Technokar3 Technokar3.com republik-ti.web.id republik ti
Posting Komentar