Legitnya Bisnis Obat Ilegal Pasar Pramuka


KOMPOS - TRIANA, warga Kampung Melayu, bisa tersenyum lega Sabtu (18/10) lalu. Perempuan 29 tahun tersebut menebus obat jantung untuk ibunya. Di apotek, setidaknya dia harus mengeluarkan uang Rp 1,8 juta untuk menebus obat selama sebulan tersebut. Namun, di Pasar Pramuka dia cukup merogoh kocek sebesar Rp 1,2 juta. Selisih Rp 600 ribu.

’’Lumayan, untuk ongkos pulang selisihnya,’’ katanya. Triana tidak sendirian. Ratusan warga DKI Jakarta lainnya memadati pasar yang terletak di kawasan Matraman tersebut. Banyak masyarakat yang berbekal resep dokter, kemudian mencarinya di sekitar 100 stan toko obat yang ada di Pasar Pramuka. Seperti pria paro baya yang belanja di sebelah Triana. Dia membeli obat untuk penyakit ginjal yang telah diidapnya selama dua tahun terakhir.
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita
Harga murah, pelayanan cepat, dan ada satu hal yang tak mungkin bisa dilakukan di apotek. Yakni, tawar-menawar harga. ’’Pokoknya harus tahu harga dulu di luar, baru cari di sini. Kalau belum tahu mah bisa ketipu lebih mahal,’’ ucap Triana. Yang laku keras di Pasar Pramuka adalah obat-obat yang tergolong keras. Seperti obat untuk malaria, ginjal, hati, dan jantung. Sementara obat flu atau obat generik tidak terlalu laku.
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita
Seorang pedagang yang tak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka bisa lebih murah karena dapat kiriman barang langsung dari distributor utama. ’’Kami ambil untung tidak banyak-banyak. Paling hanya lima sampai sepuluh persen,’’ ucap pedagang yang telah berjualan sejak akhir 1980-an tersebut.
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita
Pedagang tersebut mengaku omzetnya per hari antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta. Padahal, dia tergolong toko obat menengah. Belum lagi, toko obat yang besar. Omzet bisa tembus mencapai Rp 20-an juta per hari. Kepala Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan di Jakarta Dewi Prawitasari menyebut bahwa omzet obat di sana mencapai Rp 1 miliar per hari. Ini beralasan. Bila di rata-rata Rp 10 juta saja omzet tiap pedagang, maka total 100 pedagang mencapai Rp 1 miliar. ’’Sangat besar omzetnya,’’ papar Dewi.
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita
Dewi menyatakan bahwa obat-obatan yang dijual di Pasar Pramuka tergolong ilegal. ’’Terutama toko obat yang tak berizin,’’ terangnya. Dengan peredaran obat sebesar itu, Dewi mengatakan bahwa sangat rentan sekali terjadi pemalsuan yang justru merugikan konsumen. ’’Singkat kata, kami tak bisa mengontrol apakah obat yang dijual tersebut benar-benar obat yang diresepkan oleh dokter,’’ terangnya.
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita
Hanya, Dewi mengatakan pihaknya tak bisa melakukan tindakan represif. ’’Itu kewenangan suku dinas kesehatan Jakarta Timur, atau polisi. Kalau kami hanya bisa memantaunya,’’ paparnya. Dewi menambahkan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan obat tanpa memiliki izin edar bisa dijerat pidana. Hal itu sesuai dengan pasal 97 UU No. 36/2009 tentang Kesehatan. Ancaman pidanamua penjara paling lama lima belas tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar. 
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita
 www.novawijaya.my.id Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita Relawan TIK Bojonegoro kompos kompos Nova Wijaya saifulaziz.info lina nurfita

Posting Komentar