Tiban untuk Datangkan Hujan
in
Regional
- on 04.48
- No comments
KOMPOS - TRENGGALEK – Hujan yang tidak kunjung datang membuat sebagian masyarakat di Kota Keripik Tempe gelisah. Untuk itu, masyarakat Desa Dawuhan, Kecamatan Trenggalek, Minggu (5/10) memilih mengadakan kesenian tiban yang, konon, bisa segera mendatangkan hujan. Itu yang kesekian dilakukan warga setelah beberapa waktu lalu juga ada tiban di Desa Jajar, Kecamatan Gandusari.
Eko Priyono, salah seorang penonton, mengatakan tradisi itu sering dilakukan masyarakat Trenggalek saat musim kemarau berkepanjangan. Umumnya masyarakat masih memercayai bahwa setelah dilakukan tiban segera hujan. ’’Ceritanya begitu, yang sering saya dengar,’’ jelasnya.
Pria berperawakan tinggi besar itu menuturkan, kesenian tersebut merupakan salah satu khazanah budaya di Trenggalek. Selain untuk mengundang hujan, kegiatan tersebut sekaligus melestarikan kesenian peninggalan nenek moyang. ’’Dari seni ini bisa dipelajari nilai-nilai luhur,’’ imbuhnya.
Tiban merupakan jenis seni seperti ajang mengadu ilmu keterampilan atau kesaktian sambil menari-nari dan saling mencambuk dengan hitungan yang ditentukan landang (wasit). Namun, si pemain hanya boleh mengenakan celana dan tidak diizinkan mengenakan baju atas. Mereka memakai pecut (sebagai alat pemukul) yang dibuat dari lidi aren. Ritual tersebut selalu diiringi alunan musik layaknya gamelan lengkap yang terdiri atas kendang, kentongan, dan gambang laras.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Djoko Rusianto mengatakan, hingga kini belum diketahui kapan hujan. Terlebih, BMKG Stasiun Karangploso, Malang, belum memberikan informasi tentang prakiraan cuaca terbaru. ’’Yang jelas, anomali cuaca masih kemarau kering,’’ terangnya.
Djoko Rus –sapaan akrabnya– mengungkapkan, akibat musim kemarau berkepanjangan jumlah desa yang kekurangan air terus bertambah. Jika semula terdapat 47 desa yang kekurangan air bersih, saat ini justru bertambah hingga 50 desa lebih. Tidak ayal, para personel BPBD harus terus-menerus mendistribusikan air bersih hingga 4 tangki ukuran 8 ribu liter per desa per hari jika memang sudah terlampau parah. ’’Yang jelas, pengiriman air masih menunggu permintaan resmi dari pemerintah desa,’’ tandasnya.
Posting Komentar