JK Persilakan Interpelasi BBM
KMP Minta Jokowi Hati-Hati dengan Orang Dekatnya
KOMPOS - JAKARTA – Pemerintah mempersilakan DPR
menginterpelasi kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Karena
merupakan hak yang melekat pada dewan, Wakil Presiden Jusuf Kalla
menegaskan bahwa pemerintah siap menghadapi hak meminta keterangan
tersebut.
’’Hak interpelasi kan hak bertanya, ya tentu akan kami
jawab,’’ ujar JK setelah meninjau pembagian dana sosial di Kantor Pos
Rawamangun, Jakarta, Rabu (19/11).
Mantan ketua umum Golkar itu menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan
materi yang akan dibawakan untuk menjawab pertanyaan DPR. ’’Pas nanti
ditanya, pasti kami jawab,’’ ucapnya.
Sejumlah fraksi memang berancang-ancang mendorong interpelasi. Lewat
pimpinan fraksi masing-masing, empat partai di Koalisi Merah Putih (KMP)
telah membuka peluang hak yang bisa berkembang ke arah impeachment tersebut
untuk digunakan DPR dalam waktu dekat. Mereka adalah Fraksi Partai
Golkar, Fraksi PAN, Fraksi PKS, dan Fraksi Partai Demokrat.
Khusus untuk Fraksi Partai Gerindra, partai yang dikomandani Prabowo
Subianto itu menyatakan menunggu perkembangan beberapa hari ke depan.
Ketua Fraksi Gerindra Ahmad Muzani berharap Presiden Jokowi segera
membatalkan kebijakan menaikkan harga BBM per 18 November 2014. ’’Kami
memilih mengetuk hati Presiden. Kalau dibatalkan, tidak perlu ada hak
bertanya,’’ katanya di kompleks parlemen, Jakarta, kemarin.
Terhadap sikap sejumlah fraksi atas kebijakan kenaikan harga BBM itu,
Ketua DPP PDIP Maruarar Sirait memandang hak interpelasi masih sebatas
wacana di parlemen. ’’Selama belum resmi menjadi sikap dewan, itu semua
belum pasti,’’ imbuhnya.
Meski demikian, lanjut Ara –sapaan akrabnya–, kalaupun nanti akhirnya
ada hak interpelasi, presiden tidak akan menentang. Dia percaya,
interpelasi tidak akan berlanjut menjadi persoalan serius. ’’Pak Jokowi
dan legislator punya hubungan dekat. Jadi, tidak masalah. Namun, hak
interpelasi belum resmi diajukan dewan,’’ ucapnya.
Sesuai dengan Tata Tertib DPR, usul hak interpelasi sedikitnya
diajukan 25 anggota dan lebih dari satu fraksi. Usul tersebut kemudian
disampaikan kepada pimpinan dewan untuk diumumkan dalam rapat paripurna.
Setelah itu, badan musyawarah (bamus) akan membahas dan menjadwalkan
rapat paripurna berikutnya dengan agenda penyampaian penjelasan pengusul
dan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan.
Sementara itu, Wasekjen DPP PKS Fahri Hamzah meyakinkan bahwa
fraksi-fraksi di KMP tidak ingin menjatuhkan Presiden Jokowi di tengah
jalan. KMP, menurut dia, justru ingin mengingatkan presiden agar
berhati-hati dengan beberapa orang di sekelilingnya.
Selain soal BBM, dia menunjuk sejumlah langkah blunder lainnya yang
bersumber dari orang-orang di sekeliling presiden. Mulai langkah Menkum
HAM Yasonna Laoly yang mengesahkan salah satu kubu PPP yang masih
bersengketa, kartu sakti, hingga pelantikan Ahok menjadi gubernur DKI
Jakarta.
’’Jokowi harus hati-hati kepada orang-orang di sekelilingnya atau
penasihat-penasihatnya. Kami masih ingin mengingatkan Jokowi mengenai
hal tersebut,’’ ujar Fahri. (aph/dyn/c5/fat)
Posting Komentar