Pintu Otomatis Halte Transjakarta Tidak Berfungsi
Suasana di halte Transjakarta.
KOMPOS - Jakarta – Pintu otomatis halte dan bus Transjakarta
banyak yang tidak berfungsi. Kondisi itu membahayakan penumpang.
Minimnya armada juga membuat warga sering berdesak-desakan ketika
menaiki bus.
Berdasar pantauan Kompos, kondisi tersebut bisa ditemukan
di halte UKI, Cawang, Jakarta Timur. Terdapat sepuluh pintu otomatis di
sana. Sayangnya, tidak ada satu pun yang berfungsi. Penumpang mengantre
hingga bibir pintu. Di dalam bus, mereka pun berdesak-desakan.
Kepala UP Transjakarta Pargaulan Butarbutar mengatakan sudah melakukan sidak terkait dengan pintu busway yang terkadang tidak ditutup. Pihaknya juga melakukan penindakan terhadap on board di
pintu. ”Sebelum bus berjalan, pintu seharusnya ditutup dulu. Begitu
juga saat bus berjalan,” kata dia di kantornya, Senin (17/11).
Pargaulan juga menyatakan sudah menginstruksi kepala seksi dan
manajer supaya turun ke lokasi. Sebab, belakangan pengawasan kurang.
Masih ada beberapa pengemudi yang mengabaikan hal tersebut. Menurut dia,
masalah seperti itu terjadi pada bus tua. ”Pintunya tertutup dengan
lambat,” tambahnya.
Kontrak busway abu - abu itu, lanjut Pargaulan, hanya tujuh
tahun. Karena kekurangan armada, pihaknya memperpanjangnya dua tahun.
’’Kontraknya habis 15 Januari 2015. Tahun depan kami tidak
mengoperasikan busway abu-abu,” terang dia.
Pargaulan mencontohkan koridor II dan III yang ditangani PT Trans
Batavia (TB) dengan rute Pulogadung–Harmoni dan Harmoni – Kalideres. Dalam
kontrak tertulis 126 armada, tetapi yang beroperasi hanya sekitar 70.
’’Sisanya tidur. Mau gimana lagi, kami harus melayani masyarakat,’’ ujarnya.
Pintu halte yang rusak, jelas Pargaulan, disebabkan penumpang. Mereka
mengabaikan larangan berdiri di dermaga halte. Hal itu mengakibatkan
pintu tidak bisa tertutup secara otomatis. ”Penumpang susah diatur. Mereka tidak mengindahkan peraturan,” kata dia.
Siska Handayani, 35, penumpang Transjakarta, mengatakan terpaksa berdiri di dermaga karena terburu-buru. ’’Mau gimana lagi, haltenya kecil. Kalau berdiri sedikit ke belakang, ada orang yang nyosor ke depan. Terkadang kami juga mengantre berjam-jam,” paparnya. (rya/co1/mby)
Posting Komentar