Rekreasi ke Mal Berakhir Maut, Anak Tewas Tersengat Listrik Di Depan Ibu
KOMPOS - JAKPUS – Para orang tua tetap harus mengawasi
anak-anak mereka saat mengunjungi pusat perbelanjaan. Jika tidak, hanya
penyesalan yang muncul. Itu seperti yang dirasakan Eveline Sandra Dewi,
31, Selasa (11/11).
Eveline menangis histeris karena tidak pernah membayangkan bahwa
rekreasinya bersama sang putri ke Senayan Trade Center (STC) Senin
petang (10/11) berakhir tragis. Putri sulungnya, Amanda Dewi Nugroho, 7,
tewas tersengat listrik saat bersantai di lantai 1 mal tersebut.
Tragedi itu bermula ketika Eveline mengajak Amanda dan adiknya,
Selvia Artesia, 5, berjalan-jalan ke STC. Eveline ingin membelikan
hadiah kepada Amanda karena mendapat beasiswa Rp 500.000. Beasiswa
tersebut diberikan karena nilai Amanda di sekolah selalu baik. Eveline
memilih STC karena lokasinya tidak jauh dari tempat suaminya bekerja.
Setelah salat Magrib, Eveline berangkat dari rumahnya di kawasan
Patal Senayan dengan mengendarai motor. Mereka berencana makan bersama
di sebuah restoran di STC. Di tengah perjalanan, gerimis turun. Eveline
dan anak-anaknya pun basah.
Setiba di STC, Eveline dan dua buah hatinya beristirahat. Mereka
duduk di sebuah bangku kayu cokelat di lantai 1. Sekitar setengah jam,
dia dan dua anaknya bersenda gurau di bangku tersebut.
Sejurus kemudian, Amanda bangkit. Lalu, dua tangannya memegang pagar
besi di lantai 1. Saat itulah Amanda tiba-tiba lemas. Tawa yang semula
menghiasi bibirnya berubah menjadi seringai kesakitan. Amanda kemudian
jatuh terkulai di lantai.
Melihat anaknya lemas, Eveline langsung panik. Berkali-kali dia
menepuk pipi Amanda untuk membangunkannya. Namun, Amanda tidak bergerak.
Eveline pun makin panik. Selanjutnya, air matanya menetes. ’’Saya
goyang-goyangkan tubuh Amanda sambil mamanggil namanya, tetapi tidak ada
jawaban,’’ ucap Eveline sambil menghapus air matanya.
Dia juga meminta air putih kepada pelayan toko di sekitar lokasi
kejadian. Air itu dicipratkan ke muka Amanda. Namun, Amanda tidak
kunjung sadar. Eveline lalu meminta minyak angin untuk dioleskan ke
hidung dan kepala Amanda. Tetapi, usaha tersebut juga tidak berhasil.
Bahkan, tubuh Amanda makin membiru. Kakinya dingin. ’’Akhirnya, saya
bawa dia ke rumah sakit Pertamina,’’ katanya.
Di rumah sakit, nyawa Amanda sudah tidak tertolong. Dokter menyatakan
bahwa korban meninggal karena tersengat aliran listrik. Selanjutnya,
jenazah Amanda dibawa ke rumah duka. Kemarin sekitar pukul 12.00 jenazah
korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cengkareng.
Eveline sangat terpukul karena putrinya meninggal. Bahkan, dia tidak sanggup memandikan jenazah anaknya. ’’Saya enggak tega melihat jenazah Amanda,’’ ucapnya. ’’Anak saya selama ini baik dan enggak neko-neko,’’ ujar pengusaha sembako itu.
Eveline meminta pihak STC bertanggung jawab. Sebab, mal itu
seharusnya membuat pengunjung merasa nyaman dan aman. ’’Jangan sampai
kejadian ini menimpa orang lain,’’ harapnya. Dia menegaskan, meski STC
mengganti uang berjuta-juta, itu tidak akan mampu mengembalikan anaknya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat AKBP Tatan
Dirsan Atmajda menyatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi.
Antara lain, pengelola mal dan orang tua serta adik korban. Berdasar
hasil penyelidikan sementara, korban yang saat itu duduk di kursi lantai
1 STC menginjak mini circuit breaker (MCB) bertegangan tinggi.
’’Bisa saja pengelola STC dikenai pasal kelalaian. Tetapi, sampai saat
ini belum ada tersangka,’’ tegas Tatan.
Berdasar pantauan Jawa Pos di lokasi kejadian, kursi cokelat
yang diduduki Amanda kini dipasangi garis polisi. Di sela kursi
terdapat kabel MCB yang berfungsi sebagai pemutus listrik untuk neon box. Kaki korban yang saat itu tidak mengenakan alas diduga menyentuh MCB dan tersengat listrik bertegangan tinggi.
Dani, 37, penjaga kios yang berlokasi tidak jauh dari kursi itu,
mengungkapkan, saat kejadian, kondisi STC sepi. Begitu korban terjatuh,
ibunya histeris. ’’Enggak tahu apa penyebabnya, listrik nyala,’’ ujarnya. Sayangnya, hingga kemarin pengelola STC belum berhasil dikonfirmasi.
Posting Komentar