Jokowi Bentuk Tim Investigasi Penembakan Paniai
Janji Bangun Pasar dan Jembatan di Papua
KUNJUNGAN PERDANA: Presiden Jokowi saat berdialog dengan tokoh masyarakat di Jayapura.
KOMPOS – JAYAPURA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya
hadir di Papua, Sabtu (27/12). Salah satu kasus terhangat yang dibahas
Jokowi dengan tokoh masyarakat di Jayapura adalah penembakan warga di
Paniai. Jokowi menyatakan sudah membentuk tim investigasi untuk
menyelidiki duduk perkara penembakan warga sipil itu.
”Saya ingin mendapatkan data yang konkret dan valid dari semua
penjuru. Detik itu juga saya sudah membentuk tim-tim kecil untuk mencari
tahu apa yang terjadi sebenarnya dan akar masalahnya sebenarnya apa,”
bebernya disambut tepuk tangan para tokoh.
Jokowi juga meminta konflik kekerasan di Papua tidak terjadi lagi. ”Intinya di situ, jangan saya ngomong,
lalu kemudian ada kejadian lagi. Yang paling penting adalah kejadian
ini jangan terjadi lagi di Papua. Karena yang ingin kita bangun adalah
tanah Papua yang damai,” tegas Jokowi yang diamini para tokoh.
”Saya meyakini, insya Allah semua akan berjalan dengan baik. Dan
masalah dialog nanti kita format agar pusat dengan daerah tiap hari
sambung. Dan kalau ada masalah itu kita juga sambung,” imbuhnya.
Presiden pun menceritakan contoh persoalan yang pernah
diselesaikannya. Ketika itu dia datang ke sebuah pulau di Sungai Tohor,
Sumatera. Masyarakat di sana banyak dan menyampaikan, seumur hidup
mereka tinggal di pulau tersebut, belum pernah ada presiden ke pulau
itu. Ketika dia datang ke sana, masyarakat mengatakan bahwa mereka kini
merasa memiliki presiden.
Di sini Jokowi menitipkan pesan bahwa pemimpin juga harus sering
melihat, mengunjungi, dan mendengar masalah di tengah masyarakat. Jokowi
lantas berjanji sering datang ke Papua, minimal tiga kali dalam
setahun. ”Kalau kurang dari tiga kali, coba ingatkan saya. Tegur saja,
bilang pak baru dua kali. Nanti saya datang,” katanya.
Jokowi teringat ketika masih menjabat wali kota Solo maupun gubernur
DKI Jakarta. Semua masalah akan selesai bila dibarengi dialog. ”Pernah
di Solo saya mau memindahkan pedagang kaki lima. Kami harus melakukan
pertemuan selama tujuh bulan dan bertemu sebanyak 54 kali baru selesai.
Di Tanah Abang juga sama. Pikiran saya dulu paling tidak harus empat
atau lima bulan baru selesai. Ternyata hanya dua minggu selesai dan
hanya empat kali pertemuan,” kisahnya.
Suami Iriana Widodo itu mengatakan, bagi dirinya, persoalan di Solo
dan Tanah Abang tersebut dengan yang ada di Papua, kalau sudah
disampaikan harus dikerjakan (dibangun), pemimpin harus merealisasikan.
”Pasar Sentani harus dibangun. Pasar Mama-Mama dan Pasar Yotefa juga
akan dibangun. Ya harus dibangun karena di situ pedagang kecil mengais
rezeki. Jangan sampai pasar kalah dengan mal, pasar kalah dengan toko,”
tuturnya.
Untuk masalah Jembatan Holtekam seperti yang disampaikan Wali Kota
Benhur Tommy Mano, yang menghabiskan anggaran Rp 1,4 triliun, Jokowi
mengakui bahwa anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Namun, bila untuk
kepentingan orang banyak, jembatan tersebut tetap harus dibangun.
Pembangunannya, terang Jokowi, juga jangan hanya berharap dari APBN.
Urunan atau gotong royong dari APBD provinsi dan APBD kota juga harus
ada walau sedikit. ”Jangan semua dibebankan ke APBN karena APBN dibagi
ke 500 lebih kabupaten/kota. Tapi, untuk Jayapura saya lihat panjang
jembatannya 450 meter dan membutuhkan dana Rp 1,4 triliun. Ya sudah,
pokoknya dimulai,” ucap presiden yang disambut tawa semringah wali kota.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan telah memerintah
menteri perhubungan agar 2015 sudah memulai studi untuk pembangunan
jalur kereta api di Papua. Bila studi tersebut rampung, pembangunan
harus langsung dimulai.
”Ada uang berapa saja mulai. Sebab, kalau tidak, akan terlambat. Saya
perintahkan harus dimulai. Saya tidak tahu dari kota mana, tapi harus
dimulai. Saya tidak mau di tempat lain dibangun rel kereta api, tapi di
Papua belum. Namanya infrastruktur itu kalau semakin diundur akan
semakin mahal,” bebernya. Presiden pun menitipkan persoalan pembebasan
lahan kepada pemerintah daerah. Sebab, selama ini persoalan jalan atau
jalur kereta api selalu mentok di pembebasan lahan.
Sebelumnya, sesuai agenda, Presiden Jokowi akhirnya tiba di GOR
Waringin Kotaraja sekitar pukul 17.50 WIT dan langsung disambut prosesi
adat saat akan masuk ke GOR. Setelah itu Jokowi diperkenalkan kepada
para pimpinan tokoh adat di Tanah Tabi. Jokowi yang melihat para
pimpinan adat tersebut spontan berdiri dan menyalami mereka satu per
satu sebagai bentuk penghargaan terhadap adat.
Benhur Tommy Mano yang diberi kesempatan berbicara langsung
menyampaikan secara singkat bahwa Pemkot Jayapura meminta presiden bisa
ikut membantu penyelesaian beberapa infrastruktur. Pertama, pembangunan
Jembatan Hamadi–Holtekam, kedua Pasar Mama-Mama Papua, dan ketiga Pasar
Yotefa Abepura. Tommy juga menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung
program presiden. (ade/c9/end)
Posting Komentar