Rakyat Lelah Dengan Ketidaklegowoan Prabowo




KOMPOS.info - Pakar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menjadi dasar legitimasi yang kuat bagi kemenangan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2014.

Hal itu berarti, tuduhan pihak koalisi Merah Putih kalau Pilpres 2014 dilangsungkan dengan kecurangan yang terstruktur, masif, dan sistematis tidak terbukti.

Karena itu, menurut dia, putusan MK hendaknya dimaknai sebagai akhir perjuangan dari Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam menggugat Pilpres.

"Rakyat sudah lelah melihat ketidaklegowoan dari Prabowo-Hatta, sepertinya kejelekan menjadi milik MK, KPU, Jokowi-JK, Bawaslu bahkan semua pihak yang dituduhkan tidak ada benarnya sama sekali. Melihat elit-elit koalisi Merah Putih seperti Tantowi Yahya, Fahri Hamzah, Ali Mochtar Ngabalin, Idrus Marham, dan Fadli Zon misalnya, publik menjadi antipati terhadap statement-statement yang dikeluarkannya," tandas Ari Junaedi, saat dikonfirmasi Kompos.info, Jakarta, Jumat (22/8/2014).

Bahkan, menurut pengajar Program Pascasarjana UI dan Universitas Diponegoro (Undip) ini, keputusan MK menjadi refleksi dari kemenangan rakyat mayoritas yang menghendaki perubahan.
"Rakyat sepertinya mendapat legitimasi dari MK kalau kemenangan Jokowi-JK memang tidak terbantahkan," ujar Ari Junaedi.

Selain itu menurutnya, putusan MK ini juga mengakhiri kebimbangan dan kegalauan rakyat dalam memastikan presiden baru pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah. Jokowi - JK adalah Presiden atau Wakil Presiden yang baru. Hendaknya Prabowo dan Hatta Rajasa bisa menyadari kalau rakyat lebih banyak mengharapkan Jokowi-JK sebagai nakhoda baru Indonesia," tutur Ari Junaedi.

3 komentar

biarin aja pak..! entar pada waktunya pasti diam sendiri..
Tp si kutu kupret foxtar nyebelin itu nanti pasti kena tulahnya

Reply

Bangsat memang tuh si tantoces yahya, mulutnya udah kayak meki..

Reply

Suruh makan tai kuda ama sapi aja biar legowo.kyk anak kecil aja apa apa hrs dituruti.emang ini negarane mbahmu po to wo wo?ingat bpkmu dulu pemberontak.masih untung gk di Dor...mikir

Reply

Posting Komentar