Risma Enggan Masuk Nominator Wali Kota Terbaik Dunia




KOMPOS.info, SURABAYA- Wali kota Surabaya Tri Rismaharini rupanya enggan menjadi nominator Wali Kota terbaik dunia 2014 versi World Mayor Prize (WMP). Ini diperlihatkan Wali Kota Surabaya yang meminta diberitakan suka marah-marah.

"Aku tulisen suka nesu-nesu ya, ben nggak jadi nominator (saya beritakan suka marah-marah ya, biar tidak jadi nominator,red)," kata Risma di sela menunggu rapat Paripurna DPRD Surabaya, Jumat (22/8/2014).

Hanya saja, Risma tidak memberikan alasan jelas terkait keenggananya menjadi satu-satunya nominator Wali Kota terbaik dunia asal Indonesia tersebut.

Seperti diberitakan, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini masuk dalam 26 kandidat walikota terbaik dunia 2014 versi WMP. Dalam fase final, Wali Kota Surabaya sekaligus menjadi satu-satunya wakil Indonesia pada ajang penghargaan yang rutin digelar dua tahun sekali tersebut.

Ke -26 walikota terbaik dari berbagai belahan dunia yang dinominasikan sebagai kandidat penerima WMP terdiri atas 4 walikota dari Amerika Utara, 4 walikota dari Amerika Latin, 9 walikota dari Eropa, 6 walikota dari Asia, 1 walikota dari Australia, serta 2 walikota dari Afrika.

Beberapa nama nominator di antaranya Naheed Nenshi (Calgary, Kanada), Annise Parker (Houston, AS), Mick Cornett (Oklahoma City, AS),  dan Kevin Johnson (Sacramento, AS). Lalu, Marcio Lacerda (Belo Horizonte, Brasil), Alvaro Arzu (Guatemala City, Guatemala), Carlos Eduardo Correa (Monteria, Kolombia), dan Carlos Ocariz (Sucre, Venezuela).

Sedangkan dari benua Eropa yakni Daniel Termont (Ghent, Belgia), Alain Juppe (Bordeaux, Prancis), Albrecht Schroter (Jena, Jerman), dan Yiannis Boutaris (Thessaloniki, Yunani). Guisy Nicolini (Lampedusa, Italia), Nils Usakovs (Riga, Latvia), dan Jose Ramon Garcia (Ribera de Arriba, Spanyol). Selanjutnya George Ferguson (Bristol, Inggris) dan Joe Anderson (Liverpool, Inggris).

Perwakilan Asia, di antaranya Australia dan Afrika, antara lain, Tri Rismaharini (Surabaya, Indonesia), Yona Yahav (Haifa, Israel), dan Jed Patrick Mabilog (Iloilo City, Filipina).

Selanjutnya Hani Mohammad Aburas (Jeddah, Arab Saudi), Park Woon-Son (Seoul, Korsel), Aziz Kocaoglu (Izmir, Turki), dan Clover Moore (Sydney, Australia). Lalu Jacqueline Moustache (Victoria, Seychelles) dan Thabo Manyoni (Mangaung, Afsel).

Sebagaimana dilansir situs resmi www.worldmayor.com bahwa WMP mencari sosok pemimpin dengan kriteria berdasar visi dan kepemimpinan, kemampuan manajemen dan integritas, perhatian terhadap masalah sosial dan ekonomi, penyediaan lingkungan yang aman dan nyaman, serta mampu menjalin komunikasi yang baik dengan semua lapisan masyarakat.

Kabag Kerjasama Pemkot Surabaya Ifron Hady Susanto mengatakan, beberapa waktu lalu pihaknya memang menerima surat elektronik dari The City Mayors Foundation (CMF). Isinya menerangkan tentang terpilihnya Walikota Surabaya sebagai salah satu nominator 26 walikota terbaik dunia.

Sebelumnya, CMF melaunching 121 nama kandidat walikota terbaik dari berbagai negara. Jumlah tersebut lantas diciutkan menjadi 26 walikota terbaik.

Menurut Ifron, Dewan City Mayors akan menentukan pemenang serta para runner-up berdasarkan jumlah voting melalui email yang diterima, serta kuatnya testimoni yang mendukung.

Hal ini didasarkan pada keyakinan bahwa kualitas isi testimoni yang persuasif sama pentingnya dengan jumlah voting yang dikirim.

Dengan demikian, walikota-walikota dari kota kecil dapat bersaing secara adil dengan walikota dari kota metropolis karena penilaian bukan hanya secara kuantitatif, tetapi juga kualitatif. "Proses voting sendiri akan ditutup pada Oktober 2014 nanti," kata Ifron Hadi.

Di samping itu, ungkap Ifron, persyaratan lain yaitu para nominator harus menyatakan setuju terhadap kode etik yang telah dirancang. Kode etik tersebut tertuang dalam sebelas pasal.

Beberapa di antaranya berbicara tentang anti-diskriminasi, kepastian hukum, anti-nepotisme, keterbukaan atas kritik dan masukan serta itikad menjalin kerjasama antar kota baik secara nasional maupun internasional.

Muhammad Fikser menambahkan, tercantumnya nama Tri Rismaharini sebagai kandidat penerima WMP menunjukkan bahwa Kota Surabaya sejatinya sudah sejajar dengan kota-kota lain di negara maju.

Kota Pahlawan kini sudah menyita perhatian dunia dari berbagai inovasi dan kisah suksesnya. Tak jarang, Surabaya juga sering menjadi venue forum-forum berskala internasional. Misalnya, ASEAN Mayor Forum (AMF), Citynet Forum dan pertemuan Senior Official Meeting (SOM) Asia-Pasific Economic Cooperation (APEC).

"Ini tentu suatu kebanggaan bagi publik Surabaya karena kota ini menjadi semakin dikenal di kancah global. Itu misi dan harapan utamanya," tutur Fikser.

Sumber : tribunnews.com

Posting Komentar