KOMPOS.INFO - JAKARTA – Lingkaran orang-orang di sekitar Jero
Wacik terus dimintai keterangan oleh KPK. Senin (22/9) giliran Kabag
Akuntansi Biro Keuangan Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian ESDM
Dwi Hardono yang dipanggil KPK. Dia diduga tahu soal pemerasan yang
dilakukan mantan menteri ESDM itu.
kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info
Dwi dimintai keterangan untuk melengkapi berkas perkara Jero. Sebagai
kepala bagian akuntansi, dia dianggap mengetahui berbagai aliran uang
yang masuk atau keluar. Dwi tampaknya punya banyak informasi penting.
Buktinya, ini adalah panggilan kedua pasca penetapan Jero sebagai
tersangka.
Tidak diketahui pasti kaitan Dwi dengan aksi pemerasan oleh Jero.
Jubir KPK Johan Budi mengaku tidak tahu karena itu sudah masuk materi
perkara. ”Yang jelas, dia dipanggil karena penyidik membutuhkan
keterangannya,” ucap Johan.
kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info
Namun, informasi yang dikumpulkan menyatakan bahwa Dwi dianggap tahu
soal pemerasan yang dilancarkan Jero terhadap lingkungan ESDM. Seperti
diketahui, Jero melakukan pemerasan terhadap pihak internal dan
eksternal. Nah, untuk internal, salah satu yang kerap dimintai uang
adalah Waryono Karno, mantan Sekjen Kementerian ESDM. Dwi selaku anak
buah Waryono diduga mengetahui, pernah mendengar, atau melihat pemerasan
itu. Bisa jadi, dia tahu adanya uang yang keluar atas perintah Waryono
ke Jero.
kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info
Meski sudah banyak memeriksa saksi-saksi, KPK belum berencana meminta
keterangan Jero. Seperti biasa, lembaga antirasuah tersebut tidak
terlalu mengejar pengakuan tersangka karena mereka bisa mengingkari.
”Belum ada rencana memanggil dalam waktu dekat,” terangnya saat ditanya
kapan Jero diperiksa.
kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info
Sementara itu, terkait posisi Jero sebagai anggota DPR terpilih,
hingga kemarin Partai Demokrat belum membahasnya secara khusus. Partai
yang dikomandani Susilo Bambang Yudhoyono tersebut memilih
memasrahkannya kepada proses KPU. ”Sampai saat ini belum dan belum
dibahas juga di majelis tinggi,” ungkap Wakil Ketua Umum Partai Demokrat
Nurhayati Ali Assegaf saat ditemui di kompleks parlemen kemarin.
kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info
Nurhayati menyatakan, langkah aktif untuk mengganti yang bersangkutan
sebelum pelantikan belum dilakukan karena partainya berpegang pada
proses hukum. Hal itu mengingat yang bersangkutan belum berstatus
terdakwa sehingga pelantikannya harus dibatalkan. ”Tidak bisa berdasar
putusan pribadi. Situasinya kan sedang diperiksa. Kalau sudah
terdakwa, baru diganti. Tapi, intinya, kami belum membahas itu secara
khusus,” imbuh politikus perempuan mantan staf khusus Ibu Negara Ani
Yudhoyono tersebut.
kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info kompos kompos.info
Posting Komentar